Drone ini Menggunakan Teknologi Power Wireless


Drone buatan Aldhaher tidak membutuhkan baterai sebagai sumber tenaganya. Meski begitu, kemampuan terbang dari drone buatan Aldhaher melebihi drone lain. Drone buatannya itu bahkan bisa terbang dalam waktu yang tak terbatas. Selain itu, karena tak dilengkapi dengan baterai, drone milik Aldhaher mempunyai bobot yang jauh lebih ringan.

Kalau tidak menggunakan baterai, lalu apa yang menjadi sumber tenaga dari drone ini? Aldhaher mempunyai solusi jenius untuk hal yang satu ini. Alih-alih menggunakan baterai, Aldhager menggunakan transmitter yang mengirimkan energi secara wireless kepada drone.

Cara kerja teknologi power wireless yang ada pada drone ini cukup mirip dengan wireless charging yang bisa dijumpai pada perangkat ponsel high end saat ini. Tak butuh kabel, karena memang energi dipancarkan lewat jaringan radio. Hanya saja, ada beberapa keterbatasan yang harus dihadapi.

Salah satu keterbatasannya adalah jarak. Drone berteknologi power wireless ini tidak bisa terbang jauh-jauh dari transmitternya. Untuk saat ini, drone ini hanya mampu melayang lima inci di atas transmitter. Namun yang menjadi catatan, drone ini masih dalam tahap pengembangan.

Jadi, tak menutup kemungkinan kalau di masa depan jangkauan transmitter dari drone ini akan jauh lebih luas. Dengan begitu, drone pun akan bisa terbang secara lebih bebas. Meski untuk mencapai hal tersebut, butuh waktu yang tidak singkat dan penelitian yang cukup panjang.

Xperia Projector : Ubah Semua Permukaan Menjadi Layar Sentuh Interaktif

Pada bulan Februari lalu Sony telah memperkenalkan Xperia Projector di ajang MWC 2016, tetapi hanya memamerkan proprietary perangkat lunak saja. Di IFA 2016, Sony mengungkapkan hal itu juga, di mana proyektor ini bisa memproyeksikan aplikasi Android. 

Proyektor ini mampu menampilkan proyeksi gambar hingga 21 inci dalam permukaan apapun dan memiliki kamera bawaan untuk melakukan panggilan video. Tentu saja, dengan menggunakan sistem operasi Android, proyektor ini mampu menjalankan jutaan aplikasi Android, termasuk game Fruit Ninja yang ternyata cukup asyik dimainkan pada permukaan meja.

Tentu itu merupakan teknologi yang sangat mengesankan, karena proyeksi gambar yang dapat disentuh ini terasa sangat lancar dan berjalan dengan mulus, namun Anda tetap bisa merasakan permukaan meja yang lumayan kasar. Selain cocok untuk bermain game, Xperia Projector juga sangat cocok untuk menjalankan aplikasi seperti Chrome, karena browsing dengan proyektor ini juga lebih menyenangkan. Bahkan Anda bisa mencubit untuk melakukan zoom, serta menggunakan beberapa jari untuk memanipulasi gerakan.

"Kabby Lake" Processor Intel Generasi Ke-7

Kaby Lake, processor Intel generasi terbaru berbasiskan arsitektur Intel 14nm (atau 14nm+) dan telah mendapatkan perbaikan serta peningkatan dari generasi sebelumnya, yakni Intel “Skylake” series.


Kata kunci yang melekat pada prosesor Intel generasi baru ini adalah 4K, karena perusahaan sendiri telah mengarahkan prosesor ini untuk media dan kreasi. Jika Anda pengguna komputer dan berharap mendapatkan penawaran menarik tentang encode/decoding 4K, maka itu perlu dicatat bahwa chipset baru ini ditujukan untuk notebook dan komputer all-in-one, yang biasanya datang tanpa dedicated GPU dan bisa mendapatkan semua bantuan yang mereka butuhkan untuk pengolahan media beresolusi tinggi.

Menurut Intel, prosesor generasi ke 7 ini lebih cepat 70% pada performa CPU dan 3,5 kali lebih cepat pada performa grafis 3D dibandingkan dengan PC terbaru pada 5 tahun yang lalu. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Kaby Lake memberikan kinerja produktivitas 12% lebih cepat dan kinerja web 19% lebih cepat. Pencantuman HEVC 10-bit dan VP9 decode membantu meningkatkan pemutara konten beresolusi 4K UHD. Intel mengklaim 15% kali lebih cepat untuk membuat dan mengedit file 4K UHD.

Prosesor baru ini juga datang dengan dukungan bawaan untuk Thunderbolt 3 selain USB Type-C, dengan bandwidth 40Gbps, dukungan monitor dual 4K 60Hz, output daya 100W, grafis eksternal, dan dukungan jaringan Thunderbolt. Anda juga mendapatkan dukungan untuk generasi ke-3 PCIe, yang mendukung kecepatan transfer data lebih tinggi dari 8 GT/s vs 5GT/s jika dibandingkan dengan PCIe generasi ke-2.

Intel juga mengklaim daya tahan baterai yang lebih baik, dengan peningkatan daya tahan baterai yang diklaim 3x lebih baik dalam pemutaran video 4K UHD. Chip juga memiliki suhu lebih dingin, di mana ini memungkinkan Anda untuk mendesain tanpa kipas.

Dengan telah diumumkannya prosesor generasi ke-7, Intel telah mengumumkan enam prosesor pertama dari seri baru ini. Tiga bagian (Kaby Lake-Y) memiliki TDP 4.5W dan target sasarannya untuk tablet dan perangkat 2-in-1 dengan CPU dual core dan GPU HD 615.

Sementara tiga (Kaby Lake-U) lainnya yang tersisa memiliki TDP 15W dan dimaksudkan untuk notebook dengan CPU dual core dan GPU HD 620. Untuk seri Y akan mencakup prosesor i7, i5, dan m3, sedangkan bagian seri U akan mencakup i7, i5, dan i3.

Kacamata Zungle Panther, Bisa Mendengarkan Musik Melalui Tulang


Startup yang berbasis di Los Angeles telah menciptakan sebuah produk kacamata hitam yang sekaligus akan menggantikan fungsi headphone, di mana kacamata hitam ini akan mengirimkan suara langsung ke tengkorak Anda.
Zungle Panther adalah kacamata hitam yang memiliki speaker konduksi tulang yang terletak pada frame kacamata ini. Kacamata ini akan menghantarkan transmisi gelombang suara di luar telinga Anda, mereka mengirim gelombang suara sebagai getaran melalui tengkorak. Pengguna kacamata ini akan bisa mendengar suara sejernih headphone normal, sementara di sekitar pengguna hampir tidak akan mendengar suara apapun.



Kacamata pintar ini dapat Anda sambungkan dengan smartphone melalui koneksi Bluetooth, dan Anda hanya perlu membuka aplikasi musik untuk mengengarkan lagu favorit Anda melalui Zungle. Sebuah tombol di atas telinga kanan dapat dimanfaatkan untuk mulai mendengarkan daftar putar atau album, dan hanya perlu memutarnya maju atau mundur untuk mengganti atau mempercepat lagu.
Perangkat inipun hanya memiliki berat  1.5 ons, meskipun terdapat speaker dan baterai tembahan padanya, hanya dengan pengisian ulang baterai kurang dari satu setengah jam menggunakan port micro USB, kacamata dapat berfungsi selama 4 jam.

(tomsguide)

Sumber


Estream Charger Tenaga Air Portable

Perangkat elektronik yang menggunakan teknologi turbin bertenaga ait ini bernama Estream. Sebuah charger yang bertenaga air untuk mengisi baterai smartphone atau perangkat usb lainnya.


Prinsip kerja  turbin portable ini pun sangat mudah. Setelah membuka baling-baling, tinggal menempatkan Estream ini pada air yang mengalir. Dan selanjutnya turbin pun akan bergerak dan bisa menghasilkan tenaga listrik. Turbin portable ini memiliki baterai berkapasitas 6500 mAh yang membutuhkan waktu pengisian penuh mencapai 4,5 jam.


Estream ini menyediakan sebuah charger bertenaga air yang bisa dibawa ke mana-mana secara ringkas. Ukurannya yang mungil pun membuat charger bisa dimasukkan dengan mudah di dalam tas. Charger ini mempunyai ukuran hanya 24,5 x 6,5 sentimeter saat dalam kondisi dilipat. Sementara itu pada saat baling-baling dibuka, turbin portable ini mempunyai diameter mencapai 21 cm dengan bobot yang sangat ringan, 800 gram.